Salah satu gunung yang memiliki pemandangan yang indah namun tidak terlalu tinggi adalah Gunung Manglayang yang berada di antara Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang yang ada di Jawa Barat.
Karena tingginya itu, diketahui jika Gunung Manglayang memiliki nama yang tidak terlalu populer di antara pendaki sehingga hanya sedikit orang yang mendaki kesini.
Di Jawa Barat, terdapat rangkaian 4 gunung yang cukup dikenal masyarakat sekitarnya, yakni Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Manglayang dimana Gunung Manglayang adalah gunung paling timur di antara semuanya.
Baca Juga: Nikmati Juga Bermain Selancar Air
Gunung Manglayang juga dikenal dengan Gunung Sunda Purba yang memiliki legenda menarik tentang kuda terbang.
Diketahui jika legenda kuda terbang itulah yang menjadi inspirasi dari penamaan Gunung Manglayang.
Dalam bahasa Sunda, Layang dari kata Manglayang adalah terbang dimana menurut cerita setempat, dahulu terdapat seekor kuda terbang yang datang ke wilayah mereka yang bernama Semprani.
Baca Juga: Pesona Alam di Purnama Sumatra
Suatu ketika, Semprani mencoba terbang dari wilayah Cirebon ke wilayah Banten namun dia kemudian jatuh tersungkur ketika sedang terbang ke lereng gunung.
Di Gunung Manglayang juga terdapat sebuah batu besar yang dinamakan Batu Kuda yang dikatakan merupakan kuda terbang Semprani.
Ketika kuda terbang itu tersungkur, dia kemudian terlilit di semak belukar dan tidak bisa membebaskan dirinya selamanya tanpa bantuan orang lain sehingga akhirnya dia kemudian menjadi batu.
Karena letak Batu Kuda tersebut berada di jalur pendakian, Gunung Manglayang kini memiliki jalur pendakian yang dinamakan Jalur Batu Kuda. Aspal Nempel
Jika ingin mendaki Gunung Manglayang, gunung yang satu ini memiliki cukup banyak jalur pendakian dimana salah satu jalur populernya adalah Jalur Barubereum.
Untuk menuju ke Jalur Barubereum, Anda dapat mencapainya melalui Jatinangor dimana jalur ini diawali dengan sungai kecil yang dilanjutkan ke kebun jeruk nipis milik penduduk.
BerbuluIkal, Saat Anda mulai mendaki, jalur ini telah terjal dan jalan datar akan jarang ditemui. Karena akan sangat licn dan merupakan jalur air, Jalur Barubereum tidak disarankan untuk dilalui saat musim hujan.
Saat sampai di puncak Gunung Manglayang, pendaki tidak akan dapat melihat apapun kecuali hutan yang rimbun dan 1 kuburan yang tidak diketahui sejak kapan ada disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar